Love Puccino♥

waktu pertama kali aku bertemu denganmu...

Pagi itu cerah, secerah pagi-pagi sebelumnya. Sinar mentari menembus kaca-kaca transparan yang melingkupi cafe tempat peristirahatan ku melepaskan penat. Ya, di cafe kecil ini lah aku bersantai ditemani sebuah cappuccino yang dibuat dengan tidak terlalu pahit, karena ada creamer nya plus topping cream nya yang berbentuk hati. Sungguh memanjakan. Disana diujung sana, aku pertama kali melihatnya. Ia duduk disamping jendela, lalu memangkukan kepalanya diatas tangannya seraya melihat ke arah jalan raya yang mulai padat oleh kendaraan. Ia menatap ke arah jalan raya itu lama sebelum akhirnya ia menyeruput cappucino yang dipesannya. Sungguh menarik, sehingga aku tak sadar terlampau lama aku memperhatikan setiap gerak-gerakan kecil yang ia lakukan. Hingga akhirnya ia beranjak dari tempatnya dan pergi.

Keesokannya harinya. Aku kembali ke café dan memesan cappuccino. Aku baru sadar ternyata pria itu lebih dulu berada disana. Aku meletakkan cappuccino ku di meja. Kulirik sekilas wajah Pria itu. Kudapati ia menatapku. Dadaku berdegup perlahan. Ku palingkan wajahku darinya. Tampaknya ia sadar bahwa aku terlalu lama memperhatikkannya. Pria itu segera mengambil tissue makan dan mengeluarkan sebuah pena. Aku tak tahu apa yang ia lakukan. Tampak seperti sedang menulis dan akhirnya ia berjalan kearah ku. Benar, dia berjalan kearahku. Aku sedikit tersentak kaget. Kemudian pria itu meletakkan sebuah tissue dimejaku dan berhembus pergi. Aku tak mengerti apa maksudnya, tissue itu tak lagi berwana putih. Ada tulisan disana. Aku ambil dan kubaca tulisan itu
‘Aku juga sudah lama memperhatikanmu menikmati cappuccinomu. Aku ingin mengenalmu lebih dalam’

Sesaat jantungku berdegup kencang. Aku tersenyum lebar, lalu kudekap tissue makan itu, kemudian menyimpannya di saku celanaku.

Setelah kejadian itu aku dan dia semakin dekat dan semakin banyak hal-hal manis yang kami lakukan berdua. Ia makin sering mengirimiku SMS. Dan yang kurasakan tiap kali ku baca pesannya adalah...senang dan bahagia. Dan semenjak itu aku dan dia lebih sering datang ke café, mengobrol hal-hal basa basi dan tertawa bersama sembari menyeruput manisnya cappuccino. Dan tak terasa waktu begitu cepat bergulir. Jam disudut café menunjukkan pukul 1, saatnya kami harus berpisah. Aku harus kembali kekampusku begitupun juga dengannya. Saat dipintu keluar aku tersentak mendengar perkataannya “Mungkin ini terakhir kalinya aku meminum cappuccino disini. Hmmm aku akan selalu kangen dengan kemanisan capucccino disini” kemudian pria itu pergi begitu saja. Aku tak mengerti apa maksudnya.

Esoknya aku berjalan menuju café. Langkah kakiku terasa ringan. Begitu aku sampai disana, aku masih belum mendapati sosok pria itu. Jadi, aku memutuskan untuk duduk di bangku tempat ia biasa duduki. Aku menyalakan musik dari mp4 ku dan kudengarkan melalui earphone ku. Perlahan-lahan lagu instrumentalia mengalun lembut. Aku terhanyut di dalam lagu itu sampai kurasakan sebelah earphone ku terlepas. Aku menoleh ke samping kanan, kupikir yang datang pria itu ternyata hanyalah seorang pelayan café yang mengantarkan cappuccino pesananku. Pelayan itu membawakan 2 cangkir cappuccino. Lama aku munggu hingga segelas cappuccino ku habis, tapi pria yang biasa duduk disini belum juga datang. Kulirik jam yang menggantung didinding café yang mununjukkan pukul 5 sore. ‘ternyata dia benar” tak datang” ucapku sedikit kecewa. Segera ku beranjak dan pergi meninggalkan café itu. Tepat didepan pintu masuk café aku berhenti dan baru saja mengerti perkataan pria itu kemaren. Seketika tubuhku tertunduk dan lemas. Pria itu benar” sudah pergi. Aku segera bangun dan pergi meninggalkan café.

Aku berjalan munuju taman dan duduk disebuah kursi panjang disinari cahaya rembulan saat itu. Pikiran ku kemana-mana dan kembali ke beberapa bulan yang lalu saat aku bersama pria itu.

“kamu mau apa?” Tanyanya padaku
“cappuccino” Jawbaku. Pria itu memesankan 2 cangkir cappuccino pada pelayan café itu. Tak lama cappuccino yang kami pesanpun datang.

“kamu tau gak pertama kali aku lihat kamu dimana?” Tanyanya “waktu itu aku lihat kamu di cafe ini, kamu sedang menyeruput cappuccino mu. Padahal waktu itu aku gak terlalu suka sama cappuccino lho. Waktu itu aku pesen itu karena aku ngeliat kamu sering menikmati cappuccino disini. Dan kamu yang buat aku suka sama cappucino." Jawabnya kalem.

Jantungku makin berdebar nggak karuan. Pria itu memegang tanganku yang ku letakkan di atas meja. Cincin pemberiannya masih terpampang manis di jariku.

"Dan karena Pertemuan itu, aku jadi suka dan sayang sama kamu"

Bom waktu di hatiku seakan meledak. Meledakkan hatiku dengan perasaan bahagia.

"Dulu, aku nggak begitu suka sama kopi dan sejenisnya, soalnya bisa bikin kecanduan. Dan ternyata bener. Waktu kamu memperkenalkan cappucino ke aku, kamu bener-bener bisa bikin aku kecanduan buat terus-terusan minum itu. Soalnya cuma dengan cara itu, aku bisa ketemu kamu, bisa ngeliat kamu, kita bisa deket, aku bisa ngerasain rasanya berdebar-debar karena jatuh cinta sama kamu." Ucap pria itu lagi. Ia menatapku, dalam.

"Awalnya juga aku nggak suka rasanya kopi dan cappucino, soalnya rasanya pahit. Tapi, kamu buat rasanya cappucino itu berubah jadi manis, manis banget malahan. Dan aku suka. Rasa manis itu yang sering kali aku rasain setiap kita ketemu. Kamu buat semuanya jadi manis," Lagi lagi pria itu menatap kedua bola mataku. “Dan kamu itu seperti cappuccino. Cappucino itu kelihatannya biasa aja, tapi sebenernya manis dan bisa bikin orang lain bahagia. Itu lah kamu” Lanjutnya

Dan..... Aku nggak bisa berkata apa-apa lagi. Pria itu bikin aku ngerasa berharga dan ngerasa manis..
Dunia seakan berhenti berputar, Jam seakan berhenti berdetak dan jantungku seakan berhenti berdegup. Namun sesaat kemudian, perasaan bahagia menyesap ke dalam dadaku. Sedikit demi sedikit perasaan bahagia itu membuncah di dalam hatiku. Rasanya begitu memabukkan.

Pikiranku kembali. Aku tersadar itu hanyalah sebuah kenangan manis. Airmataku menetes, bukan tetesan sedih tapi bahagia.

Pria itu memperkenalkan sebuah rasa baru buatku. Rasa yang manisnya tak terkalahkan oleh cappucino di belahan dunia mana pun. Ia menuntunku kepada suatu perasaan ..... Cinta.
Dan ternyata kenanganku semanis cappuccino :)


-Suci Delara-

Komentar

Postingan Populer